ads

"Ghost orchid" alias "anggrek hantu" ?. Anggrek ini dijuluki demikian karena kemunculan bunganya yang seolah "tiba-tiba". Anggrek ini memang tidak memiliki daun dan akarnya yang menempel di batang pohon biasanya luput dari perhatian. Anggrek yang satu ini tidak berdaun, artinya tidak menggunakan proses fotosintesis.
Ghost orchid
Ghost orchid
Sepintas bentuk Anggrek hantu bentuknya menyerupai  katak dari akar  hijau, abu-abu, dan putih. Anggrek ini  tumbuh secara epifit pada pohon inang. Hidup Anggrek hantu berawal dari sebuah benih sebesar butir debu yang  lepas dari buah Anggrek hantu yang  matang. Benih melayang perlahan di udara rawa, dan jika beruntung, ia akan menempel di pohon inang. Pohon inang untuk Ghost Orchid biasanya adalah pohon pop ash, pond apple, bald cypress, royal palm dan arthritis vine serta tanaman rawa tropis lainnya.

Ghost Orchid dapat ditemui di hutan Kuba, dan varietas lainnya juga ada di Florida. Mekar antara Juni - Agustus, tumbuh rendah dekat permukaan tanah, dan munculnya tiba-tiba seolah mengapung di batang pohon.  Anggrek hantu ini pertama kali ditemukan oleh Jean Jules Linden yang mengamati anggrek yang  menakjubkan ini di hutan Sague dan Nimanima, St Jaio de Cuba pada bulan September 1844. Tak lama setelah itu pada tahun 1880 Ghost Orchid ditemukan di Florida oleh AH Curtiss di Collier County. Daerah penyebarannya meliputi daerah lembab dari Florida, Kuba, dan Haiti, kemungkinan besar ada pula di pulau lainnya di Karibia.

The Ghost Orchid atau anggrek hantu merupakan species yang termasuk  tanaman yang Terancam Punah.  Sampai saat  ini sekitar 1.200 Anggrek hantu telah  diketahui ada di Florida dengan lebih jumlah penduduk yang realistis dalam ribuan karena rawa terpencil yang jarang jika pernah dikunjungi orang. Dari jumlah  1.200 tersebut  325 berada di Fakahatchee Strand ("The Amazon Amerika Utara"), 800 di Big Cypress National Preserve dan sisanya  tersebar di kawasan lindung dari South Florida.

Populasi Anggrek hantu  diketahui telah menurun secara  drastis pada abad terakhir akibat perubahan pola cuaca secara alami  di Florida Selatan,  penebangan hutan secara liar, serta perburuan para kolektor yang melawan hukum.

Post a Comment